Perjalanan Samsung di Dunia Bisnis, Mulai Menjual Bahan Pokok Hingga Sukses Produksi Elektronik

0
Lee Byung-Chul, Pendiri Samsung. (ISTIMEWA)


INSPIRASI,BangNoer.My.Id - Merek Samsung pastilah tak asing di telinga kita semua. Bahkan saat ini, Samsung menduduki peringkat yang cukup strategis sebagai salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia. 


Seperti kita ketahui, Samsung tidak hanya dikenal dengan produk gadget Galaxy maupun Note saja. Namun  Samsung  juga meluncurkan berbagai produk kebutuhan rumah tangga.


Meskipun saat ini Samsung dikenal sebagai salah satu perusahaan raksasa di industri elektronik, perjalanannya  sebagai perusahaan besar tidaklah mudah. 


Pendirinyapun harus mengalami jatuh-bangun berkali-kali hingga akhirnya mampu mengantarkan perusahaan ini mencapai puncak kejayaannya.


Dilansir dari berbagai sumber, dalam sejarah Samsung, pastinya kita tidak menyangka bahwa perusahaan besar tersebut awalnya dimulai dari usaha penjualan bahan-bahan kebutuhan pokok.


Pendiri Samsung yaitu Lee Byung-Chul adalah seorang pemilik usaha penggilingan padi dan transportasi di kawasan Masan.


Namun, Lee terpaksa memindahkan seluruh bisnisnya ke Kota Taegu yang terletak tepat di daerah Timur Laut Korea pada tahun 1937. 


Kala itu, Korea Selatan memang terhimpit di tengah-tengah peperangan antara China dan Jepang. Untuk menambah biaya hidup, Lee Byung-Chul juga membuka usaha toko sayur, buah-buahan dan ikan kering.


Rodapun terus berputar dan waktu terus  berjalan. Berkat kegigihanya Lee Byung-Chul berhasil mengumpulkan modal sebesar 30.000 won. 


Modal itu didapatkan dari keluarga dan hasil meminjam dari bank Jepang. Modal yang didapatkan tersebut digunakan kembali untuk membuka usaha toko serba ada. 


Kala itu, Lee menamakan tokonya dengan nama “Samsung”. Dalam bahasa Korea, “Samsung” memiliki arti harfiah bintang tiga. 


Lee Byung-Chul berharap bahwa usaha yang ia geluti saat itu akan tumbuh menjadi perusahaan yang besar, kuat, dan mampu tetap bersinar terang layaknya bintang di langit luas. 


Kondisi perang yang seharusnya membuat orang putus asa, justru mengobarkan semangat Lee Byung-Chul. 


Lee memanfaatkan kondisi perang tersebut untuk mengekspor produk-produk yang dijualnya ke kawasan kota Manchuria. 


Selama masa Perang Dunia ke-II merupakan momen dimana Lee Byung-Chul benar-benar menunjukkan kepiawaiannya dalam berdagang. 


Tidak hanya menjual dan mengekspor produk-produk yang ia jual ke lintas negara Asia, Lee juga pandai dalam mengenal pasar. 


Kemampuan observasinya yang tajam memungkinkan Lee Byung-Chul untuk mempelajari para zaibatsu (konglomerat Jepang) menjalankan perusahaan yang mereka dirikan di Korea Selatan.


Setelah mempelajari semua, Lee menjalankan ilmunya dengan sungguh sungguh. Dibawah kepemimpinannya, Samsung melesat bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. 


Dalam jangka kurun waktu 1 dekade saja, Samsung sudah tumbuh menjadi pabrik yang memproduksi tepung. Yang lebih luar biasa lagi, mereka juga memproduksi mesinnya sendiri. 


Selain itu juga memiliki aktivitas manufaktur dan kegiatan penjualannya sendiri. Ini tentunya menjadi saat yang membanggakan bagi Lee selaku bapak pendiri. Antara tahun 1945 – 1948, Lee mulai berani memboyong Samsung ke ibukota Seoul dan membuka pusat bisnisnya di sana. 


Tak berhenti di situ saja, Lee juga mendirikan perusahaan Samsung Trading Corporation di tahun yang sama. Dalam jangka waktu yang cukup singkat, Lee berhasil mendirikan perusahaan Samsung di 3 kota yang berbeda, yaitu Masan, Daegu, dan Seoul.


Namun, dalam sejarah Samsung, perusahaan tersebut juga pernah hampir jatuh ke jurang kebangkrutan. Samsung hampir menutup usahanya sekitar tahun 1946.


Namun, Presiden Syngman Rhee yang kala itu menjabat memberikan dukungan politik terhadap perusahaan dagang tersebut. Sehingga, nama Samsung pun kembali melambung tinggi. 


Lee juga tidak membuang-buang momentum kebangkitan tersebut. Ia dengan mengembangkan sayapnya dengan menjangkau bisnis di sektor perbankan, asuransi, semen, pupuk, dan keamanan di akhir tahun 1950. 


Pada tahun 1951, Lee secara resmi mendirikan perusahaan Samsung Moolsan. Perusahaan ini didirikan untuk menjalankan aktivitas ekspor dan impor berbagai macam produk pokok, pupuk tanaman, dan produk militer selama masa Perang Korea.


Perusahaan Samsung Moolsan inilah yang nanti akan menjadi cikal bakal dari Samsung Corporation.


Pada tahun 1963, Lee tersandung kasus yang menjerat perusahaan pupuk Hankuk Fertilizer yang merupakan anak perusahaan dari Samsung. 


Lee  pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Chairman perusahaan Samsung. Ia meninggalkan posisi strategisnya di tahun 1967. 


Namun, ia kembali menjabat posisi yang sama setelah 2 tahun. Samsung kembali menunjukkan geliatnya sebagai salah satu perusahaan yang paling diperhitungkan saat sang pendiri kembali menduduki tampuk jabatannya.


Samsung merambah ke bidang elektronik


Samsung sebagai perusahaan elektronik dimulai pada tahun 1970. Saat itu, Samsung memutuskan untuk lebih berfokus dalam memperkuat lini bisnis elektronik dan semi-konduktor. 


Untuk itu, Lee turut menggandeng beberapa perusahaan elektronik di Jepang. Salah satunya, adalah perusahaan Sanyo. Hasil kolaborasi antara Samsung dan Sanyo kala itu berhasil menghasilkan televisi pertama dengan merek Samsung di tahun 1970.



Produk elektronik rumah tangga Samsung ini pun meraih perhatian yang besar dari masyarakat luas. Perkembangan Samsung sebagai perusahaan elektronik pun semakin pesat. 


Hingga, pada pertengahan tahun 1980, perusahaan tersebut berhasil mendominasi seluruh sektor ekonomi di Korea Selatan. Sepeninggal Lee Byung-Chul di tahun 1987, Lee Kun-hee yang merupakan anak ketiganya membawa Samsung menjadi sebuah perusahaan transnasional yang diperhitungkan oleh dunia.


Di bawah kepemimpinan Lee Kun-hee, Samsung semakin gencar memproduksi berbagai macam produk elektronik yang aman digunakan di rumah tangga.


Samsung Electronics, salah satu anak perusahaan Samsung yang didirikan Lee Byung-Chul setelah menjabat kembali menjadi Chairman, berubah menjadi perusahaan inti yang kemudian memiliki sejumlah anak perusahaan. 



Untuk mempermudah pengelolaan, Lee Kun-hee pun memutuskan untuk memecah perusahaan besar Samsung menjadi 6 perusahaan dengan fokus produksi yang berbeda-beda. 


6 perusahaan tersebut adalah Samsung, Saehan, Hansol, Shinsaegae, JoongAng Ilbo, dan CJ. Di antara 6 perusahaan pecahan tersebut, Samsung menunjukkan perkembangan yang lebih pesat.


Perusahaan tersebut kini tidak hanya memproduksi berbagai produk rumah tangga. Perusahaan Samsung juga memproduksi berbagai produk smartphone Samsung Galaxy dan Samsung Note yang hingga kini banyak digunakan oleh penduduk dunia.


Beberapa dekade yang lalu, Sony merupakan perusahaan yang menjadi panutan bagi perusahaan-perusahaan lainnya di Korea. 


Namun Samsung  juga mengambil inspirasi dari perusahaan besar tersebut. Siapa yang menyangka? Bahwa dalam jangka waktu 1 dekade, Samsung berhasil menyalip Sony dengan perkembangannya yang pesat.


Tentu saja, hal tersebut tidak terlepas dari peran aktif sang direktur marketing global dari Samsung Electronics yaitu Erick Kim. Erick Kim menyatakan bahwa Samsung akan berusaha meningkatkan tingkat ekuitas hingga merek tersebut mampu mencapai skala yang sama dengan Sony.


Hal ini dibuktikan dengan perkembangan Samsung yang tak terduga. Pada tahun 2005 saja, Samsung berhasil menduduki peringkat ke-20 di dalam Daftar 100 Perusahaan Top. Di tahun 2015, Samsung tercatat berada di peringkat ke-7 dengan jumlah kekayaan mencapai $45,3 milyar.(*)



Sumber: Istimewa

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*